0

Seandainya......

Posted by @misraaichaa on 09.34 in


Kelak kau ’kan menjalani hidupmu sendiri
Melukai kenangan yang telah kita lalui
Yang tersisa hanya aku sendiri di sini
Kau akan terbang jauh menembus awan
Memulai kisah baru tanpa diriku


Seandainya kau tau ku tak ingin kau pergi
Meninggalkan ku sendiri bersama bayanganku

Seandainya kau tau aku ’kan selalu cinta 
Jangan kau lupakan kenangan kita selama ini



* * *

0

Dunia Kerja (?)

Posted by @misraaichaa on 17.01

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Hai readers…
Apa kabar? How are you?

Lumayan lama juga tidak posting di sini. Saya lagi (pura-pura) S.I.B.U.K.

Beberapa waktu lalu saya dapat sms dari teman adik saya yang intinya bertanya tentang lowongan kerja. Dia punya saudara yang sarjana apaaaa…gtu.. (lupa) -______-“ katanya sudah lama nganggur, jadi nanya ke saya siapa tahu saya pernah lihat lowongan kerja atau ada teman-teman lain yang tau juga.
Saya  balasnya bilang Insya Alla saja, soalnya akhir-akhir ini saya sudah jarang tahu mengenai lowongan kerja.

Itu bukan kali pertamanya saya dapat pertanyaan seperti itu. Dan yang ada didalam kepala saya, kalian bertanya mengenai ada tidaknya lowongan kerja itu untuk apa? Sudah siapkah kamu memasuki dunia kerja? Siapkah kamu dengan segala tanggung jawab yang ada didalamnya?

Dunia kerja itu bukan hal yang bisa dianggap remeh dan dipandang  sebelah mata. Persiapan menuju kesana harus benar-benar matang. Bukan hanya karena ingin dianggap punya kerja saja atau sekedar tidak menyandang gelar pengangguran. Ada “tanggung jawab” besar di dalamnya.

Pernah dengar kalimat “Kata yang keluar dari dalam hati (kata hati) adalah hal yang paling jujur” ?
Mungkin kedengarannya sepele. Tapi bagi saya pribadi itu penting. Setelah kamu menjalani perkuliahan yang amat sangat ribet dan diakhiri dengan wisuda dan acara makan-makan, akan kemana kamu nantinya? Apa kehidupan cukup sampai dengan bergelar akademik? Akan ada beberapa pilihan buat kamu. Menikmati hidup dengan senang-senang ala hedon? Melanjutkan usaha/perusahaan keluarga? Mandiri dengan mencari kerja dengan cara kamu sendiri? dan masih banyak pertanyaan – pertanyaan pilihan lainnya.

Saya, sebagai penulis, mungkin tidak bisa memberikan gambaran dari pertanyaan kedua diatas, karena saya tidak pernah mengalaminya. Dan untuk pertanyaan pertama dan ketiga, Insya Allah saya bisa memberi sedikit paparan dan exactly itu berdasarkan pengalaman saya. Ya, SAYA. Bukan orang lain. Dan kalo ada kesengajaan kisah dan cerita itu bukan kesengajaan (ala sinetron).

Hanya memikirkan kesenangan semata itu hanya sementara. Kita tidak bisa terus-terusan menghabiskan waktu hanya dengan jalan-jalan, ngumpul bareng teman (dalam artian hanya sekedar menghabiskan waktu) dll. Selanjutnya kita bakal mikir lagi, dapat duit untuk jalan-jalannya darimana? Besok mau kesana kesini kesana kesana, tapi tidak ada duit. Bersyukurlah kalo berasal dari keluarga yang sangat berada dan yang setuju-setuju saja melihat kamu dengan pergaulan yang kamu jalani. Tetapi buat yang merasa  Minta sama orang tua juga jadinya segan kalau hanya untuk sesuatu yang mungkin tidak diharapkan oleh orang tua, ya mau tidak mau harus berusaha sendiri, dalam hal ini dengan cara yang baik dan halal tentunya. Mau cari duit sendir tidak tau caranya. Ya, karena tidak mempunyai pekerjaan. Kalau yang sempat saya alami, kebetulan pada saat saya mengalami masa-masa itu, memang masih kuliah. Atau tepatnya sedang   melanjutkan kuliah. Dan pada saat itu saya benar-benar kurang fokus terhadap kuliah dan hanya memikirkan hal lain yang belakangan ini saya anggap sudah tidak begitu penting lagi buat saya.

Nah sekarang, petanyaan yang ketiga. Menurut saya, orang-orang yang berfikiran untuk mandiri itu lebih baik. karena kalau kita sudah mempunyai penghasilan dengan hasil usaha sendiri, its no problem. Mau diapakan pun itu tergantung diri kita masing-masing. Berfikiran untuk jalan-jalan, boleh. Atau untuk apapun juga. Termasuk kalau kalian berfikiran untuk berinvestasi ataupun ditabung.

Buat kalian yang telah memutuskan untuk memasuki dunia kerja, kenali beberapa hal terlebih dahulu. Saya bukan motivator sekelas siapa pun. Saya hanya orang biasa. Bahkan biasa-biasa saja. Dan saya tidak seformal para motivator dalam memberi motivasi untuk orang-orang yang membutuhkan.
Tapi saya punya tips sendiri untuk kalian-kalian yang ingin memasuki dunia kerja. Mungkin saja ini bullshit bagi sebagian orang, tapi mungkin juga ini penting untuk beberapa orang. Jadi tidak ada salahnya untuk sekedar dibaca dan diketahui.






1) Tanya diri kamu sendiri
Suatu hari, kamu membaca atau mengetahui adanya kesempatan berkarir atau kerja. Jangan terburu-buru untuk langsung mengambil kesempatan tersebut. Tanya pada diri kamu. Apakah kamu benar-benar menginginkan hal itu? Sekali lagi saya menuliskan bahwa ada tanggung jawab besar didalam dunia kerja. Bukan sekedar memperoleh penghasilan. Apa kata hati kamu? Apa yang akan kamu lakukan setelah berada disana nanti? Apa sekedar datang tanpa melakukan apapun? Atau malah hanya melakukan hal-hal lain diluar kewajiban kamu? Atau memang berniat dan bertekad untuk bekerja sungguh-sungguh dan melaksanakan segala kewajiban?
Ketahuilah, bahwa bekerja itu adalah pengabdian. Selain merupakan bentuk pengabdian kepada keluarga, ada tanggung jawab pengabdian kepada masyarakat dan negara juga. Negara ini butuh segala hal yang “tidak main-main”.





 2) Kualifikasi yang sesuai
Setelah kamu yakin dan mempunyai tujuan yang benar untuk memasuki dunia kerja, perhatikan hal lainnya. Dan hal ini juga penting sebagai penunjang dan sangat menunjang karena setidaknya kamu telah mengetahui dasar-dasar/basic serta teori-teori yang akan diterapkan secara real nanti.  Apakah “kursi” yang dibutuhkan sesuai dengan strata akademik kamu? Apakah sesuai dengan minat maupun bakat kamu? Apakah nantinya kamu tidak akan menyesal sekamuinya ternyata “kendaraan yang kamu tumpangi salah jurusan”?. Itulah manfaat dan pentingnya praktek kerja lapangan atau kuliah kerja nyata atau apapun namanya yang bersifat memperkenalkan bakal calon pekerjaan kamu nantinya, meskipun itu hanya bersifat kecil dan hanya sepersejuta dari kenyataannya nanti. Alangkah baiknya jika kamu sebagai alumni akuntansi bekrja sebagai akuntan atau pekerjaan-pekerjaan keuangan lainnya disebuah perusahaan/kantor. Atau kamu sebagai alumni administrasi bekerja dibagian yang berkaitan dengan administrasi-administrasi perkantoran, alumni Teknik yang bekerja sesuai teknis strata akedemiknya.
Bayangkan saja jika terjadi kekacauan dalam hal ini. Karna tidak gampang meng-Akuntansikan, meng-administrasikan, meng-teknik-kan dan meng-lain-lain-kan seseorang. Bidang pekerjaan yang ditangani personal secara acak dan tidak sesuai dengan strata akademik, akan membuat kamu susah untuk menjiwai pekerjaan nantinya dan pastinya resiko salah juga akan besar. Jadilah profesional dibidangmu.







 
3) Mental
Ada apa dengan mental? Ya.. karna ini juga penting. Selain fisik, mental juga harus kuat. Harus tahan banting. Jangan mudah menyerah dalam hal apapun. Hindari stress. Cobalah untuk selalu memotivasi diri sendiri. tidak ada masalah yang tidak mempunyai celah sebagai jalan keluar. Tidak ada pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan. Semua pasti bisa, namun mungkin saja perlu beberapa lama waktu.
Timbulkan jiwa kepemimpinan. Selain itu membuka diri untuk menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun. Budayakan rasa ingin tahu. Dengan begitu selalu timbul rasa ingin terus mempelajari hal-hal baru. Dalam hal ini bukan rasa ingin tahu terhadap kehidupan privacy orang lain yah… :p
Maka dari itu, persiapkanlah mental yang kuat. Tes masuk kedalam suatu kesempatan kerja itu hanya sebagian yang sangat kecil dari tantangan yang ada didalamnya.





4) Belajar
Faktor yang real dan benar-benar terlihat. Hal ini dijadikan sebagai tolak ukur sebagaimana luas dan tinggi pengetahuan dan ilmu seseorang. Dalam dunia kerja sangatlah diperlukan orang yang berwawasan luas dan memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi. Ini menjadi bekal utama, baik itu dalam menyelesaikan pekerjaan maupun mengatasi masalah-masalah yang timbul. Hal ini yang membedakan orang-orang yang terpilih setelah tes nanti dengan orang-orang yang mungkin belum berhasil saat itu. Ya, belum berhasil, bukan gagal. Karena kesempatan untuk mencoba peluang lain masih sangat banyak. Seperti pepatah, Belajarlah, walaupun sampai dinegeri Cina.





5) Restu orang tua
Hal yang satu ini bersifat spiritual. Namun bukan hal yang perlu kita abaikan. Saya banyak mendengar dari orang-orang yang saya anggap sudah sukses, bahwa salah satu faktor penentu kesuksesan mereka itu adalah doa dan restu orang tua. Saya sendiri punya beberapa pengalaman tentang hal ini. Dulu,  ketika saya sudah berada di tahun kedua dengan berstatus sebagai mahasiswi teknik sipil, saya berniat untuk mengikuti tes masuk salah sekolah tinggi yang berstatus ikatan dinas. Bukannya saya tidak betah atau tidak mampu dengan perkuliahan ala Teknik Sipil, namun saya tertarik juga dengan kampus itu yang diberi status ikatan dinas. Tetapi, waktu hari tes tiba, disaat yang sama Bapak saya akan mengikuti tes Pegawai teladan dan saya pamit duluan untuk berangkat ke tempat tes, Beliau sempat mengatakan “Semoga sukses nak. Walaupun sebenarnya saya lebih suka kalau kamu tetap kuliah di jurusan kamu yang sekarang, teknik sipil”. Percaya atau tidak, soal-soal yang saya hadapi itu menurut saya lebih gampang dibandingkan tahun lalunya, namun hasilnya saya tidak lulus. Di lain waktu, saya mendapatkan informasi bahwa salah satu Kementerian memberi kesempatan kerja, dan Orang tua pun sangat mendukung niat saya, bahkan membantu saya pada saat pengurusan berkas-berkas pelengkap. Dan sampai akhirnya hari pengumuman tiba dan saya dinyatakan Lulus. Dan alhamdulillah disinilah saya bekerja sekarang.

Mungkin sebagian besar orang mengatakan itu hanya kebetulan. Namun saya tetap yakin seyakin yakinnya bahwa ada andil doa dan restu dalam kesuksesan seseorang, yang menyatu dengan usaha-usaha lainnya dalam meraih kesuksesan tersebut.





6) Berdoa
Sebelum melakukan usaha-usaha diatas, mintalah restu dan ridho agar semua usaha yang akan kita lakukan dapat menghasilkan sesuatu sesuai dengan  harapan. Dan Setelah melakukan usaha-usaha tersebut  dengan sebaik mungkin, saatnya kita menyerahkan hasilnya kepada Yang Diatas. Berdoalah…. Tidak bisa dipungkiri bahwa Dia adalah Penentu diatas penentu-penentu lainnya.

Yah..seperti itulah tips dari saya..
Benar atau salahnya isi artikel ini, tergantung dari bagaimana kita melihatnya meskipun dari sisi yang berbeda. Tapi inilah sebagian kecil penunjang kesuksesan yang  dapat saya paparkan sebagai kesimpulan dari kesuksesan orang lain, dan pengalaman saya. Ya… pengalaman saya, bukan kesuksesan saya. Karena saya merasa masih belum sukses. Masih terlalu banyak hal dalam kesuksesan itu yang belum saya raih.
semoga tulisan ini bermanfaat.

Thanks Readers..
Lebih dan kurangnya mohon dimaafkan..
Wassalam..

Copyright © 2009 G A L A X Y All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.