0

Tsamina Mina WAKATOBI, Waka Waka eh..

Posted by @misraaichaa on 11.00
Assalamualaikum wr. wb
dan selamat sore readers.

Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya ke Wakatobi. Perjalanan yang lumayan singkat tetapi bermakna. ciyeeh.

08 desember 2015
Chat BBM dari teman saya sudah masuk, mengabari kode booking untuk tiket pesawat yang akan kami tumpangi besoknya untuk ke Wakatobi. Info dari teman mengabarkan bahwa ETD pesawat jenis ATR yang akan kami tumpangi tersebut puul 10.00 LT. Info kita tampung dulu.

09 desember 2015
Karena dari pagi sampai sore, saya harus bekerja demi kehidupan saya, jadi saya belum sempat untuk packing keperluan yang harus saya bawa. Jadilah malamnya saya baru grasak grusuk membeli beberapa perlengkapan penting dan selanjutnya di packing dalam 1 tas back pack. Cukuplah, walaupun lumayan juga beratnya.

10 desember 2015
Pagi-pagi saya sudah stand by di bandara untuk menunggu teman-teman yang akan berangkat bersama saya ke wakatobi. Karena waktu tempuh perjalanan yang saya perkirakan agak lumayan lama, maka saya sengaja untuk tidak sarapan, takut mual soalnya.

Akhirnya kami berangkat juga. Setelah menempuh perjalanan sekian menit lamanya mendaratlah kami di Bandar Udara Haluoleo Kendari. Sesaat akan mendarat, perut saya tiba-tiba mual. Saya tidak tahu apa yang terjadi di luar sana, sehingga pesawat yang saya tumpangi seperti terayun kekiri dan kekanan hingga akhirnya kami Alhamdulillah mendarat dengan selamat. Transit. Perut mulai terasa keroncongan. Dan di saat-saat genting, tiba-tiba saya disodori sekotak nasi lengkap dengan lauk pauknya oleh teman saya. Ternyata teman-teman saya juga pada kelaparan karena tidak sempat sarapan. Saya sempat bingung, siapa diantara teman saya yang jago sulap sampai bisa mengubah barang bawaan cabin jadi sekotak nasi? Eh, ternyata tmn saya punya saudara yang bertugas di bandara ini. Jadi saudaranya itu yang memberi kami makanan sekian kotak untuk di makan sebelum melanjutkan perjalanan lagi.

Setelah segala persiapan dilaksanakan, kami berangkat menuju Wakatobi. Perjalanan cukup tenang, hingga akhirnya diumumkan bahwa sebentar lagi kami akan mendarat di wakatobi. Saya yang memang suka duduk dekat jendela pesawat serta merta menengok kearah luar. Dah, Masya Allah... pemandangan Wakatobi dari atas saja sudah membuat saya sangat penasaran. Warna laut dan pantainya sangat menarik. Ada yang menggambarkan bahwa area lautnya itu tidak terlalu dalam. Hm... tidak sabar mau mengintip ada apa di bawah sana.

Bandar Udara Matahora - Wakatobi

Welcome to my life Wakatobi. Sini peluk dulu kamunya..


Hari sudah agak sore ketika kami tiba di Bandar Udara Matahora Wakatobi. Kami langsung menuju penginapan, beristrahat sejenak. Penginapan kami cukup baguslah utuk ukuran penginapan-penginapan yang ada di Wakatobi. Oh iya, sekadar info, menurut hasil Wawancara dengan warga setempat, Wakatobi merupakan kumpulan gugusan pulau-pulau kecil yang ada disana. Pulau-pulau kecil yang ada yaitu: Wanci atau wangi-wangi, kaledupa, tomia dan binongko. Saat ini kami berada di wanci/wangi-wangi. Karena segala hal tidak memungkinkan.

Setelah beristrahat sejenak, kami lalu bersiap-siap. So, where will we go? Menurut informasi teman, kami akan pergi ber snorkel-ing ria. Yuhuuuuuu....
Karena saya tidak membawa persiapan khusus untuk snorkeling, jadi saya hanya mengenakan pakaian biasa yaitu baju kaos dan training. Keliatan pemulanya. Dan saya tetap berhijab juga.

Perjalanan hanya sekitar 10 menit dari penginapan menuju spot snorkeling. Setibanya disana ternyata sudah ada seorang dive-master yang telah dihubungi untuk mengajari kami sekaligus sebagai photographer untuk mengabadikan moment-moment underwater kami.

Kami lalu menggunakan perlengkapan seperti umumnya.masker selam dan snorkel (selang pernapasan) dan kaki katak. Saya sering berada dalam situasi orang-orang akan snorkeling, tetapi saya yang pada dasarnya tidak bisa berenang jadi tidak pernah berani mencoba. Tapi pada saat itu saya bertanya pada dive masternya, apakah orang yang tidak bisa berenang juga bisa snorkeling? Dan berhubung dive masternya bilang iya, jadi saya mencoba memberanikan diri. Malah dive masternya menantang untuk diving. Are you kidding me?

Akhirnya saya dan kawan-kawan mulai nyebyuuuuuurrrrrrrrrrr...


Sunset-ing di WAKATOBI
Awalnya saya susah mengendalikan diri ketika selesai mengintip bawah lautnya, kaki kataknya terlipat. Lama kelamaan saya bereksperimen, ternyata untuk emeudahkan, kita harus berbalik badan dulu biar kaki katak bagian depannya tidak terlipat. Memang saya ini rada-rada kampungan.

Seperti yang sudah menajadi rahasia umum, Surga Wakatobi itu ada di alam bawah lautnya. Saya terkagum-kagum. Pemandangan dibawah sangat indah. Banyak ikan yang berwarna warni. Yang saya lihat waktu itu kebanyakan ikan yang berwarna biru. Betul-betul surga bawah laut.
Setelah puas snorkeling, ternyata kami memasuki waktu Indonesia bagian sunset. Berada di pantai ya tidak sah dong kalo belum berpose bersama sunsetnya. Click..!!!


Sudahlah, cukup untuk hari ini. Malam hari setelah makan malam kami langsung tepar karena kecapekan.


11 Desember 2015
Saya bangun lebih awal pagi ini. Saya sudah berjanji kepada teman untuk berjalan keseberang, entah apa namanya, jadi semacam Tanah Lot di Bali atau seperti Pantai Baloiya Selayar. Itulah. Karena menurut informasi, disana kita dapat melihat lumba-lumba. WOW.
Perjalanan kesana lumayan membuat kaki harus jadi korban karang-karang. Kaki saya sempat terluka. Hiks. Jadi kita harus bisa memiih jalan yang agak berpasir biar kaki tidak sakit. Dan hasil tidak akan pernah menghianati usaha. Akhirnya kami tiba. Saya lalu bertanya kepada seorang nelayan tentang keberadaan lumba-lumba, namun kami harus sedikit kecewa karena menurut pak nelayan, lumba-lumbanya mulai muncul sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Tetapi pemandangan disekitar kami lumayan menghibur kami pagi itu.


Wakatobi
Tumbuh tuh KE SAMPING...!!!!
Aku mah atuh, walaupun diajaknya sarapan disini aja gak bakal nolak.

Mau ke sini lagi?


Kamu suka yang bening-bening? Mungkin ini bisa menjadi kesukaanmu.
Meet 'Patrick" the Starfish
Tebing-tebing. Hey..!! lihat ada jendelanya.

Setelah itu, saya harus balik ke penginapan untuk bersiap-siap. Kami akan mengerjakan sesuatu hingga sore hari.
Ketika sore tiba, setelah melepas penat dan beristrahat sejenak, kamipun bersiap-siap jalan-jalan mengelilingi Wangi-wangi. Perjalanan kami yang pertama yaitu menuju puncak Wakatobi. Dari sisni kita bisa melihat pemandangan yang luas dan melihat seluruh penjuru Wakatobi. Perjalanan sekitar 20-30 menit, jalan menuju puncak cukup baik, beberapa bagian jalan sedang dilakukan pekerjaan perkerasan. Di sisi kiri kanan banyak pohon jambu mete yang sedang berbuah. Hm... saya langsung teringat masa kecil saya sering makan jambu mete. Rasanya enak. Enak versi anak-anak.


Lanjut ke perjalanan berikutnya yaitu salah satu ikon Wakatobi. Ya. Kampung Bajo. Kampung Bajo merupakan salah satu destinasi yang wajib dikunjungi ketika berada di Wakatobi. Suasana di Kampung Bajo masih sangat tradisional. Namun di beberapa bagian juga sudah adaptasi modernisasi namun dengan kesan tradisional yang masih melekat. Transportasi menggunakan perahu-perahu kecil yang di kayuh sendiri, baik warga laki-laki mapupun perempuan.
Di Kampung Bajo

12 Desember 2015

Setelah menyelesaikan beberapa hal, kami pun pulang. Dan lagi-lagi harus merasakan penerbangan yang cukup ekstrim karena pengaruh kondisi cuaca buruk saat itu. Dan Alhamduilliah tiba dengan selamat di Makassar.



Sampai jumpa lagi.



Terima Kasih.












Copyright © 2009 G A L A X Y All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.