0

Awal 2020: Melawan Corona Virus

Posted by @misraaichaa on 13.05

“Can we unsinstall 2020
And Install it again?

This version has a virus.”

Tahun 2016 terakhir kalinya saya membuat postingan di blog ini. entah kenapa 4 tahun ini saya tidak pernah menyentuh lagi blog ini. Miris, karena tepat di saat saya baru memulai menulis lagi, justru kesedihan lagi yang saya tuangkan.

Kata-kata pembuka di atas adalah story Whatssapp seorang sahabat yang sudah saya anggap sebagai Saudara Kandung / Kakak saya sendiri. Belum lagi saya bercerita tentangnya, saya sudah harus bercerita dulu tentang wabah yang sedang melanda seluruh dunia saat ini. Story WA ini diunggahnya pada tanggal 27 Maret 2020 malam dan saya melihatnya pada pukul 23:44 WITA. Malam itu, ada banyak fikiran menari-nari di kepala. Salah satunya tentang berita yang seharian terus-terusan di bahas di WA Group kantor. Yak, rasa-ranya story WA temanku ini benar. Ingin sekali jika tahun 2020 ini saya re-install saja. Bukan hanya untuk diri saya, tapi Negara saya, bahkan negara lain. Dihari ini kita semua yang ada di belahan dunia sedang berusaha melawan suatu virus yang dapat menyebarkan penyakit. Namanya Wuhan Corona Virus, atau dikenal dengan Covid-19. Virus penyakit yang dapat menyebar secara cepat dan sangat berbahaya. Selamanya, dalam sejarah, tahun 2020 akan menjadi pengingat bahwa seluruh dunia berperang melawan satu wabah virus penyakit ini, yang semoga saja segera berlalu.

Beberapa hari yang lalu ada statement yang dikelurkan oleh orang yang seharusnya tidak ber-statemen seperti itu. Beliau bilang, untuk melawan Virus Corona ini, “Yang kaya melindungi yang miskin agar bias hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya”. Kenapa saya merasa ini heartless ya? Di tengah kondisi sekarang ini masih saja mempermasalahkan status social. Bukannya data di luar sana lebih banyak orang yang kaya ini yang kena virus? Well, saya tidak mau membahas ini juga. Hanya saja pernyataan itu menggiring opini saya bahwa semua salah si miskin ini. Bukannya itu sesuatu hal yang jahat?

Yaaah begitulah.. virus corona ini membuat semua orang panik. Pernyataan demi pernyataan muncul dari sisi pemerintah, rakyat / citizen / netizen. Pro dan kontra. Flow opini bergulir tak terbendung. Tuntutan demi tuntutan. Bujukan demi bujukan. Kebijakan demi kebijakan. Protes berdatangan. Dukungan tak kalah juga. Dan lain sebagainya. Saya merasa kekacauan. Semua bagai benang kusut. Tak luput juga, permasalahan demi permasalahan bermunculan.

APD (Alat Pelindung Diri) yang mestinya digunakan oleh mereka di garda terdepan penanganan virus ini pun menjadi langka, terbatas. Ada yang menyalahgunakan dan memanfaatkan situasi. Kemarin, Hazmat Suit ataupun masker untuk para perawat dan dokter sangat sulit mereka dapatkan, sampai-sampai di beberapa daerah ada yang mesti memodifikasi sendiri pakaian safety buat mereka yang sepertinya tingkat safetynya pun tidak direkomendasikan. Ada yang menggunakan jas hujan dan lain-lain. Namun, seperti yang saya baca di medsos twitter, orang-orang yang bekerja di bidangnya, saling bahu membahu untuk membantu mencari jalan keluar permasalahan. Ada pengusaha tekstil yang menyumbangkan kain sesuai standar pakaian keselamatan untuk para tenaga kesehatan, ada yang berprofesi sebagai penjahit mencoba menjahit pakaian keselamatan ini, para influencer ramai-ramai membuka penggalangan dana juga. Ada yang tujuannya membantu para tenaga kesehatan, ada yang membantu para korban, ada juga yang membantu para pekerja di luar sana yang pendapatannya terdampak akibat adanya pandemic virus corona ini. Masih banyak orang baik, ditengah-tengah para penimbun masker yang menjual kembali maskernya dengan harga selangit,

Saat ini tengah digalakkan himbauan untuk tetap stay di rumah saja, larangan berkumpul atau membuat hajatan yang membuat keramaian, menaati social dan physical distancing, dengan tujuan setidaknya bisa meminimalkan potensi penularan virus ini. Sekali lagi, pandemi virus ini bukan hal yang main-main. Penularannya sangat mudah dan cepat. Namun, bukan negara +62 namanya klo tidak ada yang mengabaikan himbauan ini. Masih saja ada pemberitaan orang yang mengadakan hajatan dan berkumpul ramai-ramai. Masih ada yang keluyuran tidak jelas keluar rumah dengan keperluan yang tidak urgent. Bukannya ini malah akan memperburuk kondisi? Mereka yang menjadi di garda terdepan penanganan virus corona ini, sebenarnya mau loh klo mereka disuruh tinggal di rumah saja, tapi bagaimana dengan penanganan korban? Siapa yang akan melaksanakan pengobatannya ataupun perawatan. Aparat keamananpun jadi punya pekerjaan tambahan demi tertibnya masyarakat untuk menaati himbauan pemerintah ini.

Saya mengetik ini dari desk kantor. Pelaksanaan program Work From Home (WFH) ini sudah dilaksanakan sejak sekitar seminggu yang lalu namun masih belum efektif karena masih banyak jumlah pegawai juga yang harus masuk bersamaan. Hari ini, jumlahnya dikurangi. Di ruangan luas ini saya hanya berempat. Harus melaksanakan pemantauan terhadap tugas-tugas utama kantor khususnya di bidang saya. Besok, hingga hari Jumat berikutnya saya dapat jadwal untuk bekerja dari rumah / WFH. Meski was-was juga dengan kondisi kesehatan saya, namun harus tatap menjalankan kewajiban. Apalagi berita beberapa hari belakangan pembahasan di WAG, medsos dan lain sebagainya, Kepala Kantor saya terkonfirmasi positif terpapar virus corona ini. Saya bergidik sendiri membayangkannya. Meski ini bukan aib, namun saya bisa merasakan, mungkin ini salah satu hal terberat yang terjadi dalam hidup beliau. Terpisah jauh dari keluarga juga karena harus bertugas demi negara dan di tempat ini pula harus menghadapi masa ini. Pasti berat. Beliau sebagai pemimpin keluarganya dan juga pemimpin di instansi kami.

Pihak kantor pun segera mengambil langkah-langkah penanganan dan mungkin juga sebagai pencegahan agar tidak terjadi penularan ke staf-staf lain. Diantaranya disinfektasi ruangan-ruangan di kantor, menunda sementara pelayanan publik, mengefektifkan bekerja dari rumah, membagikan masker dan vitamin penambah daya tahan tubuh, dan lain-lain.

Di ruangan yang hanya berempat ini, saya yang memang pada dasarnya suka tempat yang tidak terlalu ramai, di satu sisi memang ini kondisi yang saya suka, namun jika kondisi ini tercipta akibat adanya pandemic corona, sedih juga rasanya. Ingin bertemu teman-teman seruangan khususnya juga teman-teman dekat dengan wajar tanpa mesti saling jaga jarak dan lain sebagainya. Memang, mesti banyak yang dikorbankan. Beberapa kali juga rencana mudik harus di tunda. Belum lagi, saudara ipar telah melahirkan dan saya belum bisa bertemu ponakan. Semoga, sesegera mungkin bisa bertemu dengan sanak saudara, sahabat, teman-teman tanpa rasa takut. Seluruh keluarga, sahabat, teman dan seluruh dunia dijauhkan dari wabah ini dan penyakit lainnya.

Semoga masa-masa sulit ini segera berlalu. Semua pulih total. Seluruh warga dunia kembali sehat. Saya tidak tahu, kapan hal itu, namun, semoga sesegera mungkin.

Dunia, maaf jika selama ini kami bersalah padamu.
Tolong, balas dendamnya jangan terlalu lama ya.
Saya tidak bisa menjamin semua tidak akan bersalah lagi padamu,
Namun, yang saya tahu, kami semua semoga/sudah dapat pembelajaran dari semua ini.
Cepat pulih ya..


Copyright © 2009 G A L A X Y All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.