0
Barry, teman SMP-ku
Posted by @misraaichaa
on
11.08
in
#Mirip_Cerpen
Malam ini aku tak se-begadang biasanya. Entah apa yang membuatku masih menari-nari-kan jemari di atas keyboard. Mengutak atik blog, akun twitter dan sekedar searching berita-berita penting hari ini.
Waktu menunjukkan pukul 11.23 PM ketika gadget usang ini memperdengarkan ringtone "Kau bawa diriku kedalam hidupmu, kau basuh diriku dengan rasa sayang. Senyummu juga sedihmu adalah hidupku. Kau sentuh cintaku dengan lembut, dengan sejuta warna..". Iya, cukup lama aku mengamati nama yang tertera di sana. Sebuah nama yang kurasa akan mencoba membangkitkan lagi tentang kenanganku, meski ku tahu kadar tidak benar juga akan lebih banyak aku dengar lagi jika kuangkat telepon itu. Barry Gila. Itu nama yang ku simpan untuk inisial kontak untukmu. Maaf jika kutambahkan kata terakhir itu, aku pernah benci padamu.
Akhirnya kuputuskan untuk memulai pembicaraan..
"iya, halo"
"halo, selamat malam" ujarmu di ujung telepon.
"Iya, selamat malam"
"Gimana kabarmu? Sudah agak lama tidak mendengar suaramu. Jadi kangen juga"
"Aku baik-baik saja. Ah, masa sih? Perasaan beberapa bulan lalu kita pernah bertemu di pantai itu.."
"Iya, maksud aku suara kamu di telepon."
"oooh.." Aku masih mencoba cuek.
*tiba-tiba ingatanku menerawang ke beberapa tahun silam*
***
Ketika itu, kita masih saling memiliki. Tapi aku kadang kapok juga dengan kebohongan-kebohonganmu. Hingga akhirnya aku meminta tolong teman kost untuk "menguji"mu. Saat itu bulan Oktober telah berlalu, dan amazingnya, kamu melupakan bulan kelahiranku itu. Tapi it's okay. Aku tidak mempermasalahkannya. Aku hanya makin menjadi-jadi untuk "menguji" kamu.
"Met, aku mau minta tolong nih." Kataku pada Meta, teman kost yang angkatannya 2 tahun dibawahku, namun kami kuliah di universitas yang berbeda.
"Mau minta tolong apa Mbak?"
"Nggak. Nggggg.... nggak usah serius begitu ah. Ini menyangkut Barry. Pacarku."
"Oh..Ada apa dengan Mas Barry?"
(Akhirnya kujelaskanlah semua tentang keraguanku)
"Ohh..jadi selanjutnya Mbak mau gimana?"
"Itulah Met, aku mau minta tolong sama kamu. Kamu pura-pura salah nomor tujuan telepon sampai akhirnya kamu ajak dia kenalan dan selanjutnya nanti aku ngaih tau kamu lagi."
"Hmmm...memangnya nggak kenapa-kenapa tuh Mbak?"
"Iya. Sebenarnya, dari dulu aku tuh percaya banget ama dia. Cuma belakangan ini memang dia udah agak berubah. Nah, aku masih mau meyakinkan diriku kalo emang dia masih seperti dulu."
"Baiklah Mbak.."
Singkat cerita akhirnya mereka berkenalan via handphone. Hingga akhirnya akrab meskipun belum pernah bertemu sebelumnya. Akupun masih biasa saja dengan dia. Hubungan kami masih lancar meskipun kami jauh.
Dan suatu hari, Meta datang ke kamarku.
"Mbak, emang sebenarnya lagi ada masalah apa sama Mas Barry?"
"Kenapa emangnya? Dia ngomong apa lagi?
Meta membuka inbox handphone nya dan memperlihatkan sms-sms yang masuk beserta balasan-balasan yang ia kirimkan.
"Dek, sebenarnya aku udah punya pacar, namanya Illiana. Tapi hubungan kami udah di ujung tanduk. Kami LDR (Long Distance Relationship). Sudah tidak ada lagi kepercayaan diantara kami."
Kira-kira seperti itulah curhatan Barry ke Meta via sms. Walaupun aku masih tak mengerti mengapa ia bilang kalo hubungan kami itu sudah di ujung tanduk. Aku merasa kami baik-baik aja. Bahkan sampai sesaat sebelum Meta menunjukkan smsnya padaku.
Meta akhirnya menceritakan juga hal-hal yang mereka bicarakan ditelepon semalam. Dan pada akhirnya, sambil tertawa dia bilang kalo Barry memintanya jadi pacarnya. What?! Mereka bahkan belum pernah bertemu. Aku masih menahan rasa kecewa.
"Ya terserah kamu sekarang. Mau gimana?"
"Lho? Aku nggak ada perasaan apa-apa Mbak. Aku murni cuma ngebantuin Mbak Illy. Ketemu aja belum pernah kan? Dan meskipun ketemu juga kan aku nggak bakal mau."
"Iya, udah. Nanti deh ya kita selesaikan semuanya ini. Kita atur sehingga kita bisa bertemu bertiga."
"Iya Mbak. Lagian aku juga udah bosan. Mendengar kebohongannya tiap saat."
"Hahahaha..." Aku cuma bisa tertawa. Tawa kepahitan.
Beberapa bulan kemudian, sehari setelah tahun baru, aku berhasil membuat setting sehingga kami bertiga akhirnya bisa bertemu di jalan depan kost kami. Iya, Barry datang ke kota ini. Ia datang karena ingin bertemu Meta. Bukan karena ia kangen padaku, seperti ucapnya ditelepon semalam. Aku hampir aja tak bisa menahan tawa melihat mukanya yang kebingungan. "Kena kau..!!" Ucapku dalam hati. Dan singkat cerita, hampir seminggu kami membahas ini dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengannya. Inilah terakhir kalinya kami putus tanpa ada kata nyambung lagi, seperti kemarin-kemarin.
Tiba-tiba mengalun suara Glenn Fredly...
...Kisah kita berakhir di Januari...
***
"Halo... Halo...." Suaranya setengah berteriak, masih dari ujung telepon.
"Eh iya, kenapa? Sorry.. sorry..."
"Mmmm.. Aku minta maaf ya sama kamu. Aku yakin selama ini banyak salah ke kamu. Aku takut kalo nantinya sudah tidak ada kesempatan lagi meminta maaf sama kamu"
"Iya, sama-sama ya. Aku juga meminta maaf atas semua kesalahanku." Aku sudah mulai membiasakan diri. Meskipun sempat heran juga kenapa kali ini Barry terus-terusan meminta maaf.
"Oh iya, aku masih sering mencari-cari kamu lho selama ini. Tiap bertemu teman lama, aku menanyakanmu, kali aja mereka pernah bertemu denganmu supaya aku tau gimana kabar kamu sekarang."
"Hahaha..masa sih?" Aku tersenyum. Kamu mulai berbohong lagi, sepertinya.
"Iya, kamu aja kali yang nggak pernah nyariin aku."
"Idih, ngapain juga aku nyariin kamu. Nyuci pakaian bertumpuk aja aku bisanya seminggu sekali, mana ada kesempatan buat nyariin kamu" Aku ngeles sebisaku. Memperlihatkan seolah aku percaya.
"Oh iya, gimana hubungan kamu dengan pacarmu?"
"Hah? Pacar yang mana?
"Ah.. nggak usah kaget gitu lah.. Yang waktu beberapa bulan lalu, waktu kita ketemu dipantai itu kan?"
"Lho? Mereka semua itu teman kantorku. Aku nggak pacaran sama teman sekantor. Takut nggak konsen." Kubuat percakapan menjadi seringan mungkin. Mencoba membuat semua biasa-biasa saja.
"Ah masa sih? Waktu itu kan teman sekantor kamu nyamperin aku, dia bilang kamu pacaran sama dia."
Aku ngakak sesaat. "Dia itu emang suka bercanda. Beda agama pula sama aku. Mana mungkin aku sama dia. Eh, tapi kalo emang aku sama dia, kenapa? Kok kamu nanya melulu sih?"
"Nggak, soalnya aku emang udah feeling, kalo kamu sama dia. Ngaku ajalah."
"Emang apa untungnya aku bohong?" Capek deh.
"Kalo emang kamu udah punya seseorang, dan dia baik, kamu sama dia aja. Aku mau kamu duluan yang menjalani hidup bersama orang yang kamu sayang."
"Kok jadi bahas ginian sih? Aku sih masih belum kepikiran. Belum ada orangnya juga. Kamu aja yang duluan. Secara kan kamu udah punya calonnya. Siapa tuh namanya, si junior..." Aku mengajaknya becanda.
"Aku udah nggak sama di lagi. Udah lama kami udahan."
"Nggak usah boong lah. Aku tau kamu." Akhirnya terucap juga tebakan bohong dari aku.
"Kali ini aku serius. Makanya aku bilang kamu duluan aja."
"Idih apa-apaan sih kamu. mikirnya kesana melulu."
(pembicaraan masih terus berlanjut. Entah kenapa dia jadi suka membicarakan tentang kami, yang dulu-dulu. Dia mulai bercerita tentang pekerjaannya dan bertanya juga tentang pekerjaanku. Dia juga menceritakan tentang teman SMA ku yang selalu mensupport hubungan kami berdua. Dan lain-lain yang masih aku anggap kalo semua itu hanya cerita bohong, untuk menyenangkan hatiku saja, atau mungkin untuk tujuan lain yang aku tidak tahu itu apa.)
Akhirnya,
"Yaudah, nanti aku telepon lagi yah. Kamu harus tidur sekarang. Kamu gak boleh capek. Jaga kesehatan kamu. Nggak boleh sakit." Nasehatmu.
"Iya..iya. Nih sebentar lagi juga tidur kok. Kamu juga, jaga kesehatan yah. Kan kamu orang kesehatan.."
Singkat cerita, telepon pun terputus.
Aku masih berfikir-fikir, "Ada apa yah dia tiba-tiba meneleponku dan terus-terusan meminta maaf sepanjang pembicaraaan kami tadi?"
Akhirnya, kuambil lagi teleponku. Aku mengetik sms untuknya.
"Bagaimanapun nanti kedepannya, Dengan siapapun aku nanti dan dengan siapapun kamu nanti, aku cuma mau kita tetap berhubungan baik."
SENDING....
Kukirim sms ini untuk dia, teman sekelas semasa SMP.
Pagi ini, kubuka logs di gadget usang ini. Aku mengecek panggilan masuk semalam, meyakinkan aku kalo yang semalam itu bukan mimpi. Terlihat tulisan:
"Yesterday 11:23 PM. Duration 0:26:55"
***
Posting Komentar