0

DIY in DIY (Do It Your self in DAerah Istimewa Yogyakarta

Posted by @misraaichaa on 13.30
Assalamualaikum Wr. Wb
dan Selamat Siang readers.


Mengunjungi Yogyakarta dikala libur merupakan salah satu alternatif yang tepat. Kota ini masih sangat kental dengan segala budayanya. Di sepanjang jalan Malioboro yang legend itu masih dijumpai banyaknya andong yang masih beroperasi mengantar pengunjung untuk keliling berwisata di sekitar jalan tersebut. Pak kusirnya pun tidak kalah unik, mereka masih menggunakan pakaian khas untuk mengendali kuda yang menarik andong. Bunyinyapun masih tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tuk tak tik tuk… (ya iyalaaah)

Di beberapa jalan banyak terlihat angkringan-angkringan khas yang tidak kalah menariknya untuk dikunjungi. Barisan angkringan ini seolah tak lekang oleh zaman yang telah berganti menjadi era restaurant-restaurant modern mulai bertaraf lokal, nasional bahkan internasional. Mungkin bebrapa alasan mengapa sampai saat ini makanan-makanan khas yang dijual di angkiringan Yogyakarta masih sering dipadati pengunjung adalah karena menunya merupakan makanan khas masakan rumah, banyak pilihan, rasanya enak khas Indonesia dan yang paling penting, harganya TERJANGKAU.

Mengenai harga yang terjangkau ini, beberapa waktu lalu saat berkunjung ke Yogyakarta, saya dan teman-teman sempat dibuat kaget dan heran setiap kali membayar bill di kasir. Selain karena saat akan menambah porsi sambel itu ternyata-harus-dibayar, kami mencoba makan di beberapa tempat yang tergolong menengah keatas dan harganya masih relative terjangkau. Kenapa saya bilang terjangkau? Karena saat memutuskna untuk menilai terjangkau atau tidaknya, ka nada pembanding. Di kota saya, Makassar, untuk yang setara dengan tempat-tempat makan yang pernah kami coba di Yogyakarta relative berada diatas dari bill yang sering kami bayarkan sewaktu di Yogyakarta. Setelah saya searching-searching, ternyata memang Yogyakarta merupakan salah satu destinasi wisata diindonesia dengan wisata kuliner relative terjangkau. Wah wah…. Ayo ke Yogya. Hahahaha…

Ayo adik-adik, yang akan memasuki masa perkuliahan, di Yogya ada lho Universitas yang termasuk dalam jajaran kampus favorit dan sudah banyak mencetak orang sukses. Sudah tau kan? Klo berminat kuliah disana, saya doakan senoga kalian bias lulus. Aamiin.

Overall, tidak salah jika Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat kamu kunjungi di tahun depan. Berhubung tahun depan tersisa beberapa hari lagi, maka saya akan memeberikan sedikit (iya, sedikit. Karena masih banyak hal yang belum saya dan teman-teman saya eksplor di DIY ini) gambaran tempat-tempot wisata yang bias kamu kunjungi ketika berwisata ke DIY, Daerah Istimewa Yogyakarta tanpa memerlukan agen khusus untuk merencanakan destinasi liburanmu sehingga kamu bisa DIY juga, do it your self.


4 (Empat) Hal Yang Bisa Dilakukan Ketika Liburan Singkat di DIY:



1. Mengunjungi Candi Prambanan (dengan paket tambahan ke Kraton Ratu Boko)
Semua sudah pasti tahu Candi Prambanan. Ketika masih SD sering ada pertanyaan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial, bagi yang bukan generasi 90’an. Ehe ehe) untuk menjawab dua candi terbesar di Indonesia. Dan salah satu jawabannya sudah pasti Candi Prambanan. Nah, CAndi Prambanan ini relative dekat dari Bandar Udara Internasional Adisucipto Yogyakarta. Jadi setibanya di bandara kamu bisa langsung meletakkan destinasi ini diurutan no.1 list liburan kamu.



Aturan umum di tempat wisata Candi Prambanan
Sewaktu berkunjung ke sana, duit jalan kami sudah dikumpulkan ke satu orang koordinator untuk membayar semua pengeluaran-pengeluaran kami selama di sana, termasuk tiket masuk ke tempat wisata dan wisata-wisata kuliner lainnya. Jadi segala akomodasi saya tidak paparkan disini karena bukan saya yang membayarkan ke kasir dan saya juga tidak suka memegang uang yang bukan milik saya. Huahahaha..

Saya hanya bisa menggambarkan secara kualitatif, mungkin dengan kata-kata relatif murah atau mahal.
Kembali ke Candi Prambanan. Disini kita bisa memilih paket apakah hanya akan berjalan-jalan disekitar Candi Prambanan atau mau ikut tour untuk ke Kraton Ratu Boko. Wah, menarik juga nih. Waktu itu lagi booming film AADC2 dimana sebagian besar adegannya berada di DIY dan salah satunya di Ratu Boko. Jadilah kami ikut paket wisata ke Ratu Boko. Jadi didalam Candi Prambanan ada shuttle bus yang mengantarkan ke Kraton Ratu Boko pulang-pergi. Durasi waktunya pun terserah, klo ingin berlama-lama di Ratu Boko juga tidak masalah karena ada banyak shuttle yang bolak balik mengantar dan menjemput pengunjung.

Para Ratu Wonder Women menuju RAtu Boko
Keindahan Ratu Boko
Keindahan Ratu Boko
Keindahan Ratu Boko



Keindahan di area Ratu Boko
Keindahan di Sekitar RAtu Boko
Jadi, rutenya itu ketika masuk di area Candi Prambanan, kita akan menunggu shuttle bus yang akan mengantarkan ke Ratu Boko, trus abis di Ratu Boko baru balik lagi ke prambanan dan bisa eksplor sepuasnya.
Kalo saran saya sih, mumpung sudah di DIY, tidak ada salahnya jika kamu ikut paket tur ke Ratu Boko, jadi pada saat mengupload foto kamu bisa bikin caption “ini saya lagi di Ratu Boko, salah satu tempat yang dikunjungi Rangga dan Cinta di film AADC2.
Candi Prambanan


Candi Prambanan
Salah satu alternatif pose di Candi Prambanan (abaikan perutnya. hikzz)
Candi Prambanan


Take a Very Close
Pemandangan di arah keluar Candi Prambanan

2   Susur Goa Pindul
Destinasi kedua yaitu Goa Pindul. Untuk mencapaiGoa Pindul kita harus berkendara agak keluar dari kota DIY. Perjalanan yang ditempuh cukup jauh tapi tidak apa karena worth it lah ketika tiba di Goa Pindul. Namun, kalian harus berhati-hati, sepanjang jalan menuju goa pindul banyak penunjuk arah yang bisa saja membat kamu tersesat dari tujuan sebenarnya. Kenapa? Ternyata penunjuk-penunjuk itu mengarah kepada basecamp-basecamp para pemandu wisata Goa Pindul. Sebenarnya ada sisi positif dan negatifnya. Positifnya, kita bisa langsung singgah dan pemandu inilah yang mengantarkan dan memandu selama perjalanan ke- dan selama di Goa Pindul. Negatifnya, umumnya penunjuk arah itu sebenarnya masih jauh dari Goa Pindul yang sesungguhnya. Jadi mungkin saja, masih ada beberapa akomodasi yang harus dibayarkan termasuk transportasi ke Goa Pindul itu sendiri dan pemandu serta photographer.

Baiklah, tanpa bermaksud iklan atau endorse sist.. saya merekomendasikan untuk memili pemandu wisata “Wirawisata”. Sewaktu kami kesana, dan Alhamdulillah dapat driver yang berpengalaman, beliau mengantarkan kami dari kota menuju goa pindul dan berlabuh di Wirawisata Goa Pindul, ciyeeeee yang berlabuh. Kenapa saya rekomendasikan wirawisata ini? Karena, dari basecamp Wirawisata, kita hanya berjalan beberapa meter menuju start point untuk susur Goa Pindul yang sebenarnya. Kalo dari segi fasilitas atau perlengkapan, mungkin saja semuanya sama. Saya hanya suka karena hanya satu kali berkendara trus turun di tempat itu dan hanya jalan kaki beberapa meter menuju start point.

Ada beberapa paket yang ditawarkan disana, tapi saat itu kami hanya memilih susur Goa Pindul saja karena waktu tidak memungkinkan untuk berlama-lama. Paket sudah termasuk perlengkapan safety: sepatu, pelampung, ban besar masing-masing peserta. Dan untuk photographer juga penting menurut saya karena biar kita bisa fokus main-main airnya dan biar photographernya yang bertanggung jawab mengambil gambar. Sangat bagus jika kalian juga bisa membawa action cam untuk dipegang sendiri. Tapi saya sarankan tetap mengambil paket untuk photographer karena akan sangat berguna.
Sebelum berangkat, wajib untuk foto dulu di depan basecamp. Terserah gaya bagaimana.
Gaya Kura-kura kelebihan berat badan juga boleh..
Starting point. Tolong seimbangkan berat badan kalian dengan penahannya. LOL


Di dalam Goa Pindul




Di dalam Goa Pindul


Di dalam Goa Pindul


Di dalam Goa Pindul




Di dalam Goa Pindul. Bannya sudah dilepas. Selamatkan diri masing-masing. LOL


Langit-langit Goa Pindul yang indah


Langit-langit Goa Pindul yang indah


Langit-langit Goa Pindul yang indah
Finish. kita menumpangi mobil ini yang sudah disiapkan menuju basecamp.

Catatan: untuk hasil foto yang bagus di dalam gua, sebaiknya kalian susur Goa Pindul minimal lima orang supaya hasil fotnya dapat dibuat melingkar sambil berpegangan tangan dan beberapa formasi lainnya. Kemarin kami susur Goa Pindul hanya bertiga namun tidak mengurangi keseruan walaupun formasi fotonya tidak banyak.


3.  De’ Mata Trick Eye Museum
Ketiga, yang kekinian dan letaknya dalam kota tuh ini. Setelah jalan-jalan menikmati keindahan alam, saatnya main di tempat yang sedang kekinian. Ada tiga paket di museum ini. Nama paketnya tidak sempat saya dokumentasikan namun masih bisalah saya deskripsikan sedikit secara garis besarnya.
Yang pertama itu, kebanyakan gambar2 dimana kita seolah-olah berada di tempat tersebut.
Yang kedua, agak lebih hidup karena umumnya 3d, misalkan ada bingkai foto, bentuk buku, dll sehingga kita bisa seolah-olah masuk didalammya.
Yang ketiga, namanya de arca. Ternyata saya masih ingat dengan yang satu ini. Karena disanalah akhirnya saya bisa berfoto dengan beckham untuk pertama kalinya dan berjabat tangan dengan pak jokowi. Dan sesuai namanya, de arca, tau kan pastinya? Arca atau patung-patung lilin yang dibuat menyerupai artis, tokoh, pahlawan, dll.


Hati-hati wonder women kece..!!! Awas jatuh..!!
Kalo bebannya seberat ini, 




Run..!!!




Eh, masuk di bingkai foto.


Menikmati makanan dengan suasana ala2...


De'arca ketemu Becks
Mbah Einstein
Valentino Rossi






Dilantik PAk Jokowi
Tour Lava Merapi
Rute terakhir,agak sedikit ekstrim. Yahhh.. walaupun bagi beberapa orang tidak begitu ekstrim. Lebih tepatnya dinikmati sajalah. Perjalanan menyusuri jejak-jejak lava Gunung Merapi setelah Meletus beberapa tahun lalu. Untuk menuju lokasi, kita berkendara cukup jauh. Sama seperti di Goa Pindul, di sini juga banyak basecamp-basecamp untuk pemandu wisata untuk Lava Tour Merapi. Namun, kami memutuskan untuk melewati semua dan terus melakukan perjalanan dan ketika mentok barulah memutuskan untuk singgah di salah satu basecamp. huahahahaha...



Jadilah kita menyewa mobil Jeep beserta driver untuk perjalanan kali ini. Rutenya sudah termasuk ke museum Oemahku yang merupakan museum kecil yang menyimpan banyak rekam jejak setelah meletusnya gunung Merapi. Museum ini merupakan salah satu rumah yang ikut terbakar ketika kejadian. Disana ada barang-barang yang ikut meleleh atau terbakar hingga menyisakan kerangka-kerangkanya.

Beberapa foto yang menggambarkan rekam jejak pasca meletusnya gunung Merapi:

Potret Keluarga
Rekam jejak pada dinding


Barang-barang yang ikut terbakar


Tersisa..


Kerangka-kerangka kayu


Gambaran lava pijar Merapi pada 11 Juni 2006



Demikian sedikit share mengenai tempat wisata di DIY, WAlaupun Wisata Belanjanya tidak di share disini. Maapkeun. Nanti jika ada waktu yang luang lagi akan ditambahkan atau di buat posting baru lagi.

Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.


0

Lombok, bukan Cabe...!!! (Part 1)

Posted by @misraaichaa on 16.21
Assalamualaikum wr wb dan Selamat siang readers...

Setelah cukup lama vakum menulis akhirnya kali ini Saya balik lagi menulis sesuatu. Hari ini tentang liburan singkat bersama suami.

SABTU
Hari itu, Sabtu. Bulan Maret 2016. Setelah memegang tiket UPG-LOP, kami menuju ruang tunggu, menunggu penerbangan kami yang direct dari Makassar ke Lombok Praya. Jadwal penerbangan kami yaitu siang hari.


Bandar Udara Internasional Lombok
Agak sore hari kami tiba di Lombok. Pemandangan dari atas sangat menakjubkan. Kami sempat melihat pelangi dari seat penerbangan kami. Setelah tiba di Bandara dan bebekal hasil searching di hari-hari sebelum berangkat, akhirnya kami membeli tiket kendaraan umum DAMRI di bandara menuju kota. Rute DAMRI yaitu dari BIL-Terminal Mandalika-Senggigi. Hnya singgah sebentar di terminal Mandalika, menurunkan penumpang dan lanjut menuju senggigi. DAlam perjalanan sempat bertanya sama kondektur DAMRI nya, bagaimana trnsportasi menuju hotel tempat kami menginap di sekitar senggigi dan ternyata hotel yang sudah dipesan masih jauh dari pantai dan keramian Senggigi sehingga kami harus melanjutkan perjalanan menggunakan taksi lagi. Memang tidak begitu lama diperjalanan mengingat kendaraan yang lewat disana tidak begitu banyak dan ramai seperti halnya yang sering dijumpai di Makassar. Namun, memang terasa bahwa hotel kami tidak dekat dengan Senggigi. Wah, parah. Pemesanan yang sudah dilakukan lewat salah satu situs terkenal online. Ditambah lagi dengan review dan tulisan jarak hotel ke pantai membuat kami cukup yakin namun ternyata mengecewakan. Namun, meski demikian hotel tempat kami menginap lumayan bagus juga, terlepas dari jarak yang cukup jauh. Yang saya suka, karena tempatnya yang tidak begitu ramai sehingga tidak bising karena kami memang merencanakan berada di tempat yang tidk terlalu ramai.

Setibanya di hotel sekitar selesai waktu Maghrib, kami mengobrol dengan pemilik hotel sekiranya ada penyewaan motor untuk kami gunakan sampai esok harinya. Dan setelah mendapatkan, malam harinya kami jalan-jalan menuju kota Mataram. Tepatnya di taman Malomba atau biasa juga disebut taman Adipura. Kuliner around. Ada banyak pedagang makanan dan minuman di sekitar taman ini. Nmun seperti biasa, yang wajib itu adalah Bakso. Kapanpun dan dimanapun. Baksonya pun seperti bakso pada umumnya. dan sebagai temannya, kami makan khas daerah Mataram yaitu sate Bulayak. Kurang lebih sama dengan sate pada umumnya, sepertinya ada kacang juga, namun agak cair dan sepertinya agak berkuah seperti kari. CMIIW. 



MINGGU
Pagi hari, ketika masih bingung menentukan akan ke Senggigi untuk byurrrrr di sana atau tidak, hingga akhirnya kami memutuskan tidak nyebur di Senggigi karena takut pulangnya kulit yang sudah eksotis semakin eksotis lagi dan yang kedua agar tidak ribet untuk lanjut jalan-jalannya. Jadi, ngebyur dulu sebelum lanjut berangkat.





Dengan masih berbekal motor sewaan, kami menuju Senggigi. Dan pemandangan di sekitar pantai ini silahkan dilihat sendiri foto-fotonya.








Setelah puas berkeliling, perjalanan lanjut menuju Gili Trawangan. Berkunjung ke Lombok memang belum sah rasanya jika tidak berkunjung ke Gili. Namun seperti yang diketahui, Gili merupakan Pulau, sehingga untuk kesana perlu melakukan penyeberangan. Sehingga, langkah pertama kita harus menuju pelabuhan Bangsal. Perjalananpun dimulai sampai sekitar 30 menit dari Senggigi dengan kecepatan sedang. Namun entah mengapa, saya lebih senang menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan menuju pelabuhan bangsal dibandingkan pemandangan di tempat sebelumnya. ini dia...







Finally, tiba di Pelabuhan Bangsal.






Di Pelabuhan bangsal, kita lalu diberi pilihan, apakah akan menggunakan perahu cepat / speed boat ataukah akan naik transportasi massal. Hmmm... berhubung kami mau coba buat seru-seruan, jadi kami memutuskan untuk menggunakan transportasi massal. Lupa juga harga tiketnya berapa tapi seingat saya tidak menyentuh angka Rp 20.000,00 per orangnya. yaah lumayan terjangkau. Tapi itu juga sudah cukup memadai karena kita beramai-ramai dengan penumpang lainnya dengan kisaran waktu penyebrangan ke Gili Trawangan sekitar 20 menit. Ya kami memutuskan berangkat ke Trawangan saja dulu. Yang terdekat dari pelabuhan adalah Gili Air dan kemudian Gili Meno. Diatas kapal penyeberangan kita menyatu dengan para stangers. Kalo  mau, kita bisa berbincang-bincang dengan penumpang lainnya. Tapi berhubung perasaan sudah aneh sejak kapal penyeberangannya bergerak, jadinya saya hanya kebanyakan diam (read: menahan mual) akibat mabuk laut. Waktu yang seharusnya hanya sebentar, jadi terasa sangat lama.







Akhirnya tiba di Gili Trawangan, (to be continued)


















Copyright © 2009 G A L A X Y All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.