0

Day 6: Single and Happy

Posted by @misraaichaa on 14.55

Emang bisa? Bisalahhhh Bambankkk.

Jika timeline ditarik jauh ke belakang sebelum saya menikah, ada banyak waktu di mana saya habiskan dengan status single. Iya, jomblo. Namun, bukan berarti tidak bisa menikmati hidup kan? Jadi menjalani ke-jomblo-an saya rasa bukan hal yang berat. Untuk batasan kali ini, saya persempit di kehidupan saya aja, selama di Makassar. Yaitu sejak saya tamat SMA di kampung halaman dan hingga akhirnya memutuskan kuliah di Makassar.

 

Menikmati Alam (di Danau Unhas).

Di Makassar, saya punya tempat favorit, yang sering saya kunjungi sendiri. Sebuah danau di kampus Universitas Hasanuddin Makassar (Unhas). Suasananya tenang. Waktu dulu, awal-awal saya sering ke sana, masih lumayan sepi. Mungkin pada mikir, ngapain nongkrong di tepi danau? Tempat kesukaan saya itu, tepatnya di tepi danau yang berada di samping masjid kampus. Di situ ada pohon besar bahkan akar-akarnya sampai mencuat ke atas permukaan tanah. Ini lokasinya, sayangnya sudah tersentuh editan. Nah, di situlah saya duduk. Ngapain? Mmmmm… Ngapain ya? Ngapain aja, kecuali belajar. Kalau belajar, saya ke kampus. (ya iyalah). Saya sangat betah duduk berlama-lama di tempat ini. Terus, beberapa lama kemudian saya pindah dan cari tempat lain, di seberang tempat semula. Kenapa? Karena, lama kelamaan tempat saya yang pertama tadi, jadi tempat kumpulnya orang-orang pacaran. Hmmm… merusak suasana. (tapi, lama kelamaan saya datang di tempat itu lagi, sudah terpasang papan larangan pacaran di sekitar masjid. Huahaha..).

Belakangan, karena tempat favorit kedua saya juga sudah mulai ramai, banyak mahasiswa atau pengunjung lainnya yang berkegiatan, jadi saya pindah lagi. Di tempat ketiga ini, memang yang paling sering dikunjungi orang. Dermaga. Di tepi danau ini ada dermaga kecil, yang sering juga dijadikan tempat orang-orang yang datang. Saya ke tempat itu hanya kalau sedang tidak ada orang saja, menunggu tempatnya sepi. Nah, di sini saya punya kegiatan baru, memberi makan ikan-ikan di danau. Saya biasanya bawa roti yang khusus buat saya potong-potong dan nantinya saya lemparkan ke danau untuk di makan ikan-ikan itu. Senang rasanya liat ikan-ikan itu. Hmmm.. kapan-kapan mau ke sana lagi deh.

Di kampus Unhas ini juga, sejak dulu saya sering olaharaga baik walking ataupun running, keliling area kampus.

Membaca dan Nonton

Beberapa waktu yang lalu, Ketika PSBB dan program WFH sedang ketat-ketatnya, mungkin salah satu orang yang tidak terlalu mempermasalahkan untuk tidak keluar rumah, yaitu: saya. Di rumah, saya bisa ngapain aja. Jika sedang jam kerja, ya bekerja. Di luar itu, istrahat, baca buku, nonton, memasak, dll. Apa lagi?

Nah, begitu juga pada saat single, saya banyak menghabiskan waktu di rumah dengan nonton (dvd bajakan) dan membaca. Bacaannya tema cinta-cintaan. Nah, loh.

Keliling Kota.

Literally, keliling. Iya, keliling. Jadi, selama tinggal di Makassar, saya pake motor (hadiah dari orang tua). Nah, ketika sedang mau jalan-jalan, saya hanya naik motor keliling kota Makassar

Kapan nongkrongnya bareng teman-teman? (saya ingat-ingat dulu ya, emang pernah?) seingat saya, selama saya kuliah D3, saya jarang – hampir tidak pernah nongkrong. Jika kerja tugas kelompok bareng-bareng boleh masuk kategori nongkrong, mungkin itulah nongkrong versi saya. Paling mentok nongkrongnya depan kost-an bareng teman kost. Atau ngobrol-ngobrol di kost. Saya baru punya teman di luar kampus itu di masa transisi antara lanjut S1 dan lulus bekerja. Saya punya teman dekat 2 orang dan hanya bersama mereka, saya sering jalan jika ada waktu luang (hingga saat ini).

__

Sepertinya, dari yang saya tuliskan di atas, hidup saya terlalu serius ya? Bagi beberapa orang, apalagi kids jaman now seperti angkatan adek bungsu saya, mungkin terlihat membosankan. Tapi entah kenapa saya santai aja dan menikmatinya. Single memang tidak selamanya berarti “sendirian”, tapi bagi saya, sendiri-pun bukan masalah besar. (Beda cerita yaaa.. kalau kondisinya sudah punya pasangan atau bahkan menikah).

Namun, sekali lagi saya bilang bahwa bahagia itu tergantung dari sudut pandang kita sendiri. Kalau kata kutipan film Radit dan Jani: “Bahagia itu, kita yang ciptakan”.



(30 Days Writing Challenge)


0 Comments

Posting Komentar

Copyright © 2009 G A L A X Y All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.